Nama : I Pande Putu Gangga W P
NPM : 23212513
Kelas : 2EB21
Mengapa Lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia Harus
Memiliki Keunggalan Kompetitif
Keunggulan kompetitif
adalah merujuk pada kemampuan sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi
yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan berkaitan dengan
perusahaan lainnya.
Saat ini, tidak sulit
untuk menemukan perguruan tinggi. Hampir di setiap daerah sudah berdiri
perguruan tinggi. Baik yang dikelola pemerintah maupun yayasan/masyarakat. Baik
yang berbentuk akademi, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Kota Malang
merupakan salah satu kota yang memiliki banyak perguruan tinggi. Sehingga tidak
heran, jika Kota Malang mendeklarasikan diri sebagai kota pendidikan. Dengan
banyaknya perguruan tinggi yang berdiri di Kota Malang inilah, sehingga membuat
lulusan SMA atau sederajat (calon mahasiswa) dapat lebih leluasa untuk memilih
dan menentukan tempat tujuan belajar (kuliah) mereka.
Dalam realitanya, perguruan tinggi di Kota Malang, tidak hanya menjadi sasaran masyarakat malang (arema) saja, namun juga banyak masyarakat daerah lain, bahkan luar Jawa hingga luar negeri pun “berebut kursi” untuk belajar di Kota Malang. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak menyebar secara proporsional pada setiap penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi yang ada di Kota Malang. Perguruan tinggi yang besar, mampu memperoleh calon mahasiswa dalam jumlah yang sangat besar, akan tetapi bagi perguruan tinggi menengah ke bawah dan tidak memiliki program studi yang lagi booming sekarang ini; misalnya prodi kedokteran, farmasi, keperawatan, dan teknik informatika, maka jumlah mahasiswa yang masuk juga sedikit.
Keunikan sebagai Keunggulan
Berpijak pada realitas itulah, perguruan tinggi –lebih-lebih yang berstatus swasta- seyogianya memiliki strategi bersaing untuk menjaga eksistensinya. Karena, jika perguruan tinggi tidak memiliki strategi bersaing, maka akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas jumlah lulusan yang dihasilkan. Salah satu strategi bersaing yang dapat diterapkan pergurun tinggi adalah keunggulan kompetitif perguruan tinggi. Salah satunya adalah dengan memunculkan keunikan perguruan tinggi bersangkutan, misalnya Universitas Negeri Malang (UM) memiliki jargon “learning university”, yang akan terus berkomitmen menghasilkan yang memiliki keunggulan di bidang pendidikan dan pengajaran. Universitas Brawijaya memiliki jargon world class entrepreneur university, yang bertekad untuk menghasilkan lulusan berkelas dunia yang memiliki mental entrepreneur. UIN Maliki Malang membangun keunggulan dengan cara menyelenggarakan pendidikan secara integratif, yakni memadukan tradisi perguruan tinggi dan pesantren, baik secara kelembagaan maupun kurikulumnya. Universitas Kanjuruhan mengusung jargon sebagai kampus multikulural, yang berupaya menjadi tempat belajar mahasiswa dari berbagai lintas suku, agama, dan daerah, dan keunikan-keunikan lainnya.
Dengan adanya “keunikan” sebuah perguruan tinggi yang juga merupakan identitas tersebut, membuat calon mahasiswa dan orang tua akan mudah dalam memilih dan menentukan perguruan tinggi yang akan dijadikan sebagai tempat belajarnya. Dengan keunggulan kompetitif, maka perguruan tinggi akan memudahkan dalam mengembangkan lembaga tesebut.
Menurut Porter, sebagaimana yang disadur oleh Nurdin (2008), menyatakan bahwa terdapat lima model yang dapat digunakan untuk menganalisis kompetitif suatu perguruan tinggi. Pertama adalah berdirinya perguruan tinggi baru, baik negeri maupun swasta serta perguruan tinggi asing yang membuka cabang di suatu wilayah. Kedua, kekuatan mahasiswa baru, baik yang baru lulus dari SMA/sederajat maupun yang telah bekerja. Ketiga, ancaman produk pengganti, yaitu kursus/pelatihan yang setara pendidikan Diploma 1 atau Diploma 2 yang lebih mengedepankan praktik dengan porsi lebih besar dibanding teori. Keempat, kekuatan tawar-menawar penyedia mahasiswa (pihak SMA/sederajat), dimana pihak SMA/sederajat melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk merekomendasikan siswa lulusannya untuk mendaftarkan diri pada perguruan tinggi tersebut, serta melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan yang mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Kelima, persaingan diantara perguruan tinggi yang sudah ada, (misalnya) di Kota Malang saat ini terdapat sekitar 58 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta sehingga menguatkan persaingan untuk sama-sama menjaring mahasiswa baru dari dalam atau luar wilayah Kota Malang.
Keunggulan perguruan tinggi sangat dibutuhkan, karena identitas suatu lembaga akan dikenal oleh masyarakat, yang mana mereka akan lebih mengenal brand image yang dimiliki oleh suatu lembaga. Salah satu brand image yang dimiliki oleh suatu perguruan tinggi, misalnya adalah kemampuan tentang tri bahasa, yaitu dalam kurikulum terdapat matakuliah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin. Sehingga lulusan dari perguruan tinggi akan mengusai tiga bahasa, dan imbasnya akan berpengaruh terhadap peluang lapangan pekerjaan, karena tidak ada perguruan tinggi tinggi lain yang mengajarkan tiga bahasa. Contoh yang lain adalah memberikan kemampuan terhadap mahasiswa dalam bidang teknologi informasi, yang mana mahasiswa diwajibkan untuk menguasai teknologi informasi serta mampu mengikuti ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Microsoft, sehingga jika mahasiswa lulus akan mendapatkan sertifikasi dari Microsoft dan sertifikat tersebut akan sangat berguna sekali dalam mencari lapangan pekerjaan. Karena secara kemampuan penguasaan teknologi, lulusan tersebut sudah tidak diragukan lagi.
Oleh karena itu, keunggulan kompetitif harus dimiliki oleh setiap perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mahasiswa. Yang nantinya akan memudahkan untuk mencapai tujuan dari setiap perguruan tinggi baik menjadi world class university, research university, maupun learning university, atau lainnya.
Dalam realitanya, perguruan tinggi di Kota Malang, tidak hanya menjadi sasaran masyarakat malang (arema) saja, namun juga banyak masyarakat daerah lain, bahkan luar Jawa hingga luar negeri pun “berebut kursi” untuk belajar di Kota Malang. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak menyebar secara proporsional pada setiap penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi yang ada di Kota Malang. Perguruan tinggi yang besar, mampu memperoleh calon mahasiswa dalam jumlah yang sangat besar, akan tetapi bagi perguruan tinggi menengah ke bawah dan tidak memiliki program studi yang lagi booming sekarang ini; misalnya prodi kedokteran, farmasi, keperawatan, dan teknik informatika, maka jumlah mahasiswa yang masuk juga sedikit.
Keunikan sebagai Keunggulan
Berpijak pada realitas itulah, perguruan tinggi –lebih-lebih yang berstatus swasta- seyogianya memiliki strategi bersaing untuk menjaga eksistensinya. Karena, jika perguruan tinggi tidak memiliki strategi bersaing, maka akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas jumlah lulusan yang dihasilkan. Salah satu strategi bersaing yang dapat diterapkan pergurun tinggi adalah keunggulan kompetitif perguruan tinggi. Salah satunya adalah dengan memunculkan keunikan perguruan tinggi bersangkutan, misalnya Universitas Negeri Malang (UM) memiliki jargon “learning university”, yang akan terus berkomitmen menghasilkan yang memiliki keunggulan di bidang pendidikan dan pengajaran. Universitas Brawijaya memiliki jargon world class entrepreneur university, yang bertekad untuk menghasilkan lulusan berkelas dunia yang memiliki mental entrepreneur. UIN Maliki Malang membangun keunggulan dengan cara menyelenggarakan pendidikan secara integratif, yakni memadukan tradisi perguruan tinggi dan pesantren, baik secara kelembagaan maupun kurikulumnya. Universitas Kanjuruhan mengusung jargon sebagai kampus multikulural, yang berupaya menjadi tempat belajar mahasiswa dari berbagai lintas suku, agama, dan daerah, dan keunikan-keunikan lainnya.
Dengan adanya “keunikan” sebuah perguruan tinggi yang juga merupakan identitas tersebut, membuat calon mahasiswa dan orang tua akan mudah dalam memilih dan menentukan perguruan tinggi yang akan dijadikan sebagai tempat belajarnya. Dengan keunggulan kompetitif, maka perguruan tinggi akan memudahkan dalam mengembangkan lembaga tesebut.
Menurut Porter, sebagaimana yang disadur oleh Nurdin (2008), menyatakan bahwa terdapat lima model yang dapat digunakan untuk menganalisis kompetitif suatu perguruan tinggi. Pertama adalah berdirinya perguruan tinggi baru, baik negeri maupun swasta serta perguruan tinggi asing yang membuka cabang di suatu wilayah. Kedua, kekuatan mahasiswa baru, baik yang baru lulus dari SMA/sederajat maupun yang telah bekerja. Ketiga, ancaman produk pengganti, yaitu kursus/pelatihan yang setara pendidikan Diploma 1 atau Diploma 2 yang lebih mengedepankan praktik dengan porsi lebih besar dibanding teori. Keempat, kekuatan tawar-menawar penyedia mahasiswa (pihak SMA/sederajat), dimana pihak SMA/sederajat melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk merekomendasikan siswa lulusannya untuk mendaftarkan diri pada perguruan tinggi tersebut, serta melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan yang mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Kelima, persaingan diantara perguruan tinggi yang sudah ada, (misalnya) di Kota Malang saat ini terdapat sekitar 58 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta sehingga menguatkan persaingan untuk sama-sama menjaring mahasiswa baru dari dalam atau luar wilayah Kota Malang.
Keunggulan perguruan tinggi sangat dibutuhkan, karena identitas suatu lembaga akan dikenal oleh masyarakat, yang mana mereka akan lebih mengenal brand image yang dimiliki oleh suatu lembaga. Salah satu brand image yang dimiliki oleh suatu perguruan tinggi, misalnya adalah kemampuan tentang tri bahasa, yaitu dalam kurikulum terdapat matakuliah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin. Sehingga lulusan dari perguruan tinggi akan mengusai tiga bahasa, dan imbasnya akan berpengaruh terhadap peluang lapangan pekerjaan, karena tidak ada perguruan tinggi tinggi lain yang mengajarkan tiga bahasa. Contoh yang lain adalah memberikan kemampuan terhadap mahasiswa dalam bidang teknologi informasi, yang mana mahasiswa diwajibkan untuk menguasai teknologi informasi serta mampu mengikuti ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Microsoft, sehingga jika mahasiswa lulus akan mendapatkan sertifikasi dari Microsoft dan sertifikat tersebut akan sangat berguna sekali dalam mencari lapangan pekerjaan. Karena secara kemampuan penguasaan teknologi, lulusan tersebut sudah tidak diragukan lagi.
Oleh karena itu, keunggulan kompetitif harus dimiliki oleh setiap perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mahasiswa. Yang nantinya akan memudahkan untuk mencapai tujuan dari setiap perguruan tinggi baik menjadi world class university, research university, maupun learning university, atau lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar