Nama : I Pande Putu Gangga W P
NPM : 23212513
Kelas : 2EB21
Soft
skill apa yang harus dimiliki oleh mahasiswa gunadarma ?
Soft
skills adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita
berinteraksi dengan orang lain. Soft skills memuat komunikasi efektif, berpikir
kreatif dan kritis, membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait
kapasitas kepribadian individu. Tujuan dari pelatihan soft skills adalah
memberikan kesempatan kepada individu untuk untuk mempelajari perilaku baru dan
meningkatkan hubungan antar pribadi dengan orang lain. Soft skills memiliki
banyak manfaat, misalnya pengembangan karir serta etika profesional. Dari sisi
organisasional, soft skills memberikan dampak terhadap kualitas manajemen
secara total, efektivitas institusional dan sinergi inovasi. Esensi soft skills
adalah kesempatan. Lulusan memerlukan soft skills untuk membuka dan
memanfaatkan kesempatan.
Sukses
di dalam sebuah pekerjaan tidak hanya bergantung kepada rasio dan logika
individu tetapi juga kapasitas kemanusiannya. Kemampuan yang dimiliki manusia
dapat diibaratkan sebagai Gunung Es (Ice Berg). Yang nampak di luar permukaan
air ialah kemampuan Hard Skill/ Technical Skill, sedangkan kemampuan yang
berada di bawah permukaan air dan memiliki porsi yang paling besar ialah
kemampuan Soft Skill. Soft skill merupakan kemampuan yang tidak tampak dan
seringkali berhubungan dengan emosi manusia.
Banyak
ditemukan hasil penelitian yang menunjukkan kesuksesan individu dalam bekerja
dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian individu. Penelitian kemudian
mengarah pada pertanyaan karakteristik kepribadian seperti apakah yang
mendukung kesuksesan dalam bekerja. Dari banyak teori kepribadian, teori
kepribadian lima faktor (five factors personality) banyak dipakai untuk
meninjau kesuksesan dalam bekerja. Lima faktor kepribadian tersebut merupakan
gambaran mengenai karakteristik khas individu yang unik dan relatif stabil.
Lima faktor tersebut antara lain :
1.
Ketahanan Pribadi (conscientiousness). Ketahanan pribadi ini ditunjukkan dengan
karakter gigih, sistematis, pantang menyerah, motivasi tinggi dan tahan
terhadap beban pekerjaan.
2.
Ekstraversi (extraversion). Tipe kepribadian ini ditandai dengan keterampilan
membina hubungan dan komunikasi yang efektif, pandai bergaul, bekerja sama,
aktif, mengutamakan kerjasama, atraktif dan asertif (terbuka).
3.
Keramahan (agreableness). Tipe ini ditandai dengan sikap ramah, rendah hati,
tidak mau menunjukkan kelebihannya, mudah simpati, hangat, dapat dipercaya dan
sopan.
4.
Emosi Stabil (emotion stability). Tipe ini ditandai dengan sikap yang tenang,
tidak mudah cemas dan tertekan, mudah menerima, tidak mudah marah dan percaya
diri.
5.
Keterbukan terhadap pengalaman (openess). Individu dengan tipe ini memiliki
daya pikir yang imajinatif, menyukai tantangan, anti kemapanan, kreatif, kritis
dan memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Soft
skills memiliki banyak variasi yang di dalamnya termuat elemen-elemen. Berikut
ini akan dijelaskan beberapa jenis soft skills yang terkait dengan kesuksesan
dalam dunia kerja berdasarkan dari hasil-hasil penelitian.
1. Kecerdasan Emosi. Melalui penelitian
yang intensif Goleman (1998) menemukan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya
didukung oleh seberapa smart seseorang dalam menerapkan pengetahuan dan mendemonstrasikan
keterampilannya, akan tetapi seberapa besar seseorang mampu mengelola dirinya
dan interaksi dengan orang lain. Keterampilan tersebut dinamakan dengan
kecerdasan emosi. Terminologi kecerdasan Emosi diperkenalkan pertama kali oleh
Salovey dan Mayer untuk menyatakan kualitas-kualitas seseorang, seperti
kemampuan memahami perasaan orang lain, empati, dan pengaturan emosi untuk
meningkatkan kualitas hidup (Gibbs, 1995). Kecerdasan emosi juga meliputi
sejumlah keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang
emosi diri sendiri dan orang lain; dan kemampuan mengelola perasaan untuk
memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuan hidup.
2. Gaya Hidup Sehat. Marchand dkk (2005)
menemukan bahwa uang jutaan dolar terbuang oleh institusi dan masyarakat karena
faktor minimnya produktivitas, pelayanan kesehatan, kecelakaan kerja dan
pegawai yang absen dalam bekerja. Pendukung utama dari sekian indikator
tersebut adalah gaya hidup individu yang tidak sehat. University of Central
Florida memasukkan tema gaya hidup sehat ini sebagai target pengembangan soft
skills bagi mahasiswa mereka. Topik yang diangkat dalam pengembangannya memuat
nutrisi, manajemen stres, pengelolaan waktu, cultural diversity, dan
penyalahgunaan obat terlarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup
yang sehat mempengaruhi tingginya ketahanan, fleksibiltas dan konsep diri yang
sehat yang mempengaruhi tingginya partisipasi dalam komunitas.
3. Komunikasi Efektif. Cangelosi dan
Petersen (1998) menemukan bahwa banyak kegagalan siswa di sekolah, masyarakat
dan tempat kerja diakibatkan rendahnya keterampilan dalam berkomunikasi. Selain
keterampilan komunikasi berperan secara langsung, peranan tidak langsung juga
ditemukan. Secara tidak langsung keterampilan komunikasi mempengaruhi tingkat
kepercayaan diri dan dukungan sosial yang kemudian dilanjutkan pengaruhnya ke
kesuksesan. Soft skills memuat banyak jenis dan variasi. Institusi perlu
menetapkan terlebih dahulu jenis soft skills yang dikembangkan. Eksplorasi
hasil penelitian dan masukan dari alumni atau pakar dapat dipakai sebagai
pertimbangan untuk memilih soft skills mana yang akan ditingkatkan.
Dari
penjelasan diatas, hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan pengguna lulusan
yang menuntut bahwa mahasiswa harus mempunyai :
1.interpersonal
skills;
2.team
spirit;
3.social
grace;
4.business
etiquette;
5.negotiation
skills;
6.behaviour
traits such as attitude, motivation and time to approach either a training
organisation or a training consultant.
Pendidikan
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kemajuan manusia. Kegiatan ini
pada dasarnya melibatkan beberapa pihak diantaranya untuk perguruan tingggi
yaitu: pendidik (Dosen) dan peserta didik (Mahasiswa). Keterlibatan pihak
tersebut merupakan keterlibatan hubungan antar manusia (human interaction)
yang mempunyai potensi masing-masing sebagai aset nasional sekaligus
modal dasar pembangunan bangsa.Potensi yang ada tersebut harus dapat
dikembangkan serta dipupuk secara efektif melalui strategi pendidikan dan
pembelajaran yang terarah serta terpadu, yang dikelola secara serasi dan
seimbang. Oleh karena itu, strategi pendidikan perlu secara khusus
memperhatikan pengembangan potensi intelektual maupun bakat khusus yang
bersifat keterampilan termasuk soft skills
Dunia
pendidikan terutama dunia kampus adalah lingkungan yang khas dari suatu
masyarakat. Kampus adalah sebagai wahana yang mempunyai peranan penting dan
strategies untuk menyiapkan generasi serta kader penerus bangsa dan Negara.
Di
dalam dunia kampus sebagai dunia pendidikan tinggi, mahasiswa memperoleh
pendidikan berupa pengetahuan yang khas dari suatu disiplin ilmu yang
ditempuhnya., ketika seseorang menempuh pendidikan di perguruan tinggi maka
kita kan menemukan bahwa mahasiswa suasana sekaligus mengemban tanggung jawab
adapun tanggung jawab tersebut adalah tanggung jawab intelektual dan moral.
Berdasarkan
masalah diatas, maka mahasiswa didalam pendidikan di kampus hendaklah diberikan
pemahaman akan pentingnya mengasah minat dan bakat mereka ketika mereka kuliah,
sehingga dengan memberikan arahan dan bimbingan dalam mengikuti setiap kegiatan
non akademik di kampus dapat meningkatkan soft skills, misalnya untuk
meningkatkan thinking skills, learning skills dan living
skills.
·
Learning Skills adalah
keterampilan yang digunakan agar mahasiswa selalu dapat mengembangkan diri
melalui proses belajar yang berkelanjutan
·
Thinking Skills adalah
keterampilan yang dibutuhkan pada saat mahasiswa berpikir untuk memecahkan
masalah di kehidupan sehari-hari
·
Living skills adalah
keterampilan yang dibutuhkan untuk beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari.
Pada
peningkatan learning skills, peserta didik mendapatkan teknik belajar, pemetaan
pikiran, dan teknik membaca. Sedangkan thinking skills difokuskan
pada peningkatan kemampuan menyelesaikan persoalan, pengambilan keputusan.
Sementara living skills lebih ditekankan pada beberapa hal
diantaranya manajemen diri, membangun impian, teknik berkomunikasi, mengelola
konflik dan mengelola waktu.
Menurut
Arthur W. Chickering (1969) digunakan pendekatan dan konsep pembinaan mahasiswa
yang disebut 7 vectors of Development (SvoD). Adapun 7 Vectors of
Development itu dibagi atas 7 tahapan dalam mengembangkan soft skills
mahasiswa,3
Tahap 1 adalah DEVELOPING COMPETENCE, yaitu
: Mahasiswa membutuhkan keterampilan dan keyakinan diri di bidang intelektual,
fisik, dan hubungan interpersonal.
Tahap
2 adalah MANAGING EMOTIONS,
yaitu : Mahasiswa membutuhkan kesadaran terhadap berbagai macam perasaan dan
rangsangan melalui observasi diri secara terpisah, sehingga mampu mengontrol
emosi serta menyatukan perasaan secara selaras.
Tahap 3 adalah MOVING THROUGH AUTONOMY TOWARD
INTERPENDENCE, yaitu : mahasiswa membutuhkan kemampuan memotivasi dan
mengatur diri sendiri serta mengurangi jaminan perhatian (ketertarikan) dan
persetujuan dari orang lain. Kemampuan mengarahkan dirinya untuk mencapai
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai secara mandiri.
Tahap
4 adalah DEVELOPING MATURE INTERPERSONAL RELATIONSHIP yaitu:
mahasiswa membutuhkan kemampuan untuk membangun sikap toleransi dan penerimaan
antar sesama serta mematangkan potensi dirinya nenbangun hubungan yang
harmonis.
Tahap
5 ESTABLISHING IDENTITY Yaitu : Mahasiswa ingin memperoleh
secara akurat dan realistis tentang gambaran dirinya serta membangun citra dan
harga dirinya untuk merasa mampu, percaya diri, serta memiliki nilai.
Tahap 6 DEVELOPING PURPOSE, yaitu : mahasiswa membutuhkan
kejelasan tujuan akhir yang hendak dicapai dari pendidikan yang diperolehnya
Tahap
7 DEVELOPING INTERGRITY yaitu : Mahasiswa membutuhkan
kemampuan untuk mendefinisikan sistem nilai secara konsisten untuk membimbing
aktivitas-aktivitas yang dilakukan sebagai manifestasi tanggung jawab sosial.
Di
Universitas Brawijaya sebagai World Class Enteprenerial University telah
dilakukan kegiatan untuk meningkatkan soft skills mahasiswa
melalui pelatihan pelatihan seperti Potensi Diri dan Kreativitas,Team work
Building, Public Speaking,Pengembangan jiwa Kewirausahaan dan Wawasan
Kemandirian . Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan jiwa entrepreneurial,
diantaranya berani mengambil resiko, berani bermimpi, pantang menyerah dan
selalu bersemangat. Sebenarnya kegiatan pengembangan soft skills tidak
akan optimal bila hanya dilakukan melalui pelatihan, seminar dan workshop.
Pengembangan soft skills harus dipraktekkan berulang-ulang dan
didampingi oleh mentor.Universitas Brawijaya telah terbentuk Unit Kegiatan
Mahasiswa yang menunjang pengembangan soft skills seperti Unit Kegiatan
Mahasiswa Forum Studi Pengembangan dan Penalaran, Riset dan Karya Ilmiah
Mahasiswa, Mahasiswa Wirausaha dll.