Deduksi
dan Induksi
Deduksi adalah pola
berfikir dari umum ke khusus. Pola ini sering kita pakai dalam kehidupan
sehari-hari. Kita melihat gambaran besar sebelum ke gambaran yang lebih
spesifik.
Contoh :
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi
teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. Teh juga
menguatkan tulang dan mencegah pertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga
mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti
air putih, teh juga dapat melawan penyakit jantung.
Penalaran deduksi ada dua macam, yaitu:
1. Silogisme
Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis
umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan).
PK : C = A
S : C = B
Contoh:
Semua pemilik mobil wajib membayar pajak. Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
Maka kesimpulannya: Pak Budiman wajib membayar pajak
A = B
PK : Pak Rizal memiliki sebuah mobil.
C = A
S : Pak Hendra wajib membayar pajak
C = B
2. Entimem
Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis
khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan). Namun, dalam penarikan
kesimpulan dalam entimem diberikan alasan sebagai penyebabnya.
PU : A = B
PK : C = A
S : C = B karena C = A
Contoh:
PU : Semua warga yang sudah berumur 17 tahun wajib memiliki KTP
A = B
PK : Monica sudah berumur 17 tahun
C = A
S : Monica wajib memiliki KTP, karena Monica sudah berumur 17 tahun
C = B C = A
Ciri ciri dari paragraf deduktif adalah :
1. kalimat utama berada di awal paragraf.
2. kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan.
Induksi sebaliknya yaitu pola pikir dari khusus ke
umum. Artinya, berkebalikan dari umum ke khusus dia melihat sesuatu secara
kasus-kasus sebelum menyimpulkan gambaran umum.
Contoh :
masalah logam. Kita meneliti mengenai logam. Lalu kita
mengetes bagaimana logam logam itu bereaksi terhadap panas. Logam emas, memuai,
logam perak memuai, logam besi memuai. Kesimpulannya logam memuai.
contoh
karangan induktif :
Pada waktu anak didik memasuki pendidikan formal,
pendidikan bahasa Indonesia secara metodologis dan sistematis bukanlah
merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerah.
SEtelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah
dengan teman-temannya atau orang tuanya. ia merasa lebih intim dengan bahasa
daerah. jam sekolah hanya berlangsung selama beberapa jam. Baik waktu istirahat
ataupun diantara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap digunakan.
Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya penutur asli bahasa
daeah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap
bahasa daerahnya akan tetap maju.
Penjelasan
& Catatan Penting Paragraf Induktif :
1. Kalimat utama berada di akhir paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang khusus ke hal yang umum (luas).
1. Kalimat utama berada di akhir paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang khusus ke hal yang umum (luas).
Penalaran
induksi ada tiga macam yaitu:
1. Generalisasi
Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan
peristiwa-peristiwa yang khusus untuk diambil simpulannya secara umum.
Contoh:
Tembaga bila dipanaskan akan memuai
Perak bila dipanaskan akan memuai
Timah bila dipanaskan akan memuai
Emas bila dipanaskan akan memuai
Besi bila dipanaskan akan memuai
Alumunium bila dipanaskan akan memuai
Dari peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik kesimpulan bahwa semua logam bila dipanaskan akan memuai.
Tembaga bila dipanaskan akan memuai
Perak bila dipanaskan akan memuai
Timah bila dipanaskan akan memuai
Emas bila dipanaskan akan memuai
Besi bila dipanaskan akan memuai
Alumunium bila dipanaskan akan memuai
Dari peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik kesimpulan bahwa semua logam bila dipanaskan akan memuai.
2. Analogi
Penalaran jenis ini dimulai dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak
persamaan. Dalam penalaran ini banyak terdapat persamaan. Akhirnya, ditarik
simpulan bahwa pada segi-segi yang lain pun tentu akan terdapat persamaan juga.
Contoh:
Perawatan
tanaman dilakukan dengan seksama, yaitu diberi pupuk, disirami, dan disiangi
rumput yang mengganggunya. Dengan begitu, tanaman tumbuh subur dan berkualitas
baik. Jika berbuah pun dapat dinikmati dengan rasa puas. Begitu pula manusia.
Sejak bayi, sang ibu memperhatikan gizi, memberi kasih sayang, dan pendidikan
yang layak, serta menghindarinya dari hal-hal yang negatif. Kelak si anak
menjadi orang yang berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang. Jadi, merawat
dan membesarkan anak hingga menjadi orang yang berguna sama seperti merawat
tanaman untuk memperoleh kualitas yang baik.
Hubungan Kausalitas
Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan
peristiwa-peristiwa sehingga sampai pada suatu simpulan bahwa
peristiwa-peristiwa tersebut merupakan sebab suatu keadaan atau
peristiwa-peristiwa tersebut merupakan akibat suatu keadaan. Terdapat tiga
macam hubungan kausalitas, yaitu: 1.
Hubungan Sebab-Akibat
Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi
sebab sehingga sampai pada suatu simpulan yang menjadi akibat
Contoh:
Tadi siang aku makan di kantin sekolah bersama dengan teman-temanku. Aku memesan
menu padang. Sambal menu padang itu sangat menggiurkan dan menggugah seleraku.
Aku makan begitu lahap sehingga aku kenyang
Hubungan Akibat-Sebab
Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi
akibat. Kemudian dicari apa penyebabnya.
Contoh:
Supri adalah siswa yang mendapat nilai ujian matematika tertinggi. Tidak heran
bila ia mendapatkan nilai tertinggi. Semalaman Supri belajar matematika. Ia
bertekad untuk mendapatkan nilai yang bagus agar tidak perlu melakukan
remedial.
Hubungan Sebab Akibat 1 Akibat 2
Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang dapat
menimbulkan beberapa akibat yang lain.
Contoh:
Siswa A berasal dari keluarga yang kurang mampu,tetapi bercita-cita menjadi
sarjana teknik. Sejak masuk SMA, ia kerja keras. Dalam pikirannya hanya ada
satu target harus menyisihkan semua kawan-kawan sekelasnya dalam semua mata
pelajaran. Akibatnya, selama kelas satu, dua, dan tiga ia selalu memperoleh
peringkat pertama. Hal itu karena kerja keras dan tekad yang kuat untuk
menyandang sarjana teknik. Akibatnya, ia lulus seleksi PMDK dan ia diterima
sebagai mahasiswa ITB, Jurusan Elektro.
sumber :
http://nitaqony.blogspot.com/2013/10/deduksi-dan-induksi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar